ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS
INDUSTRI,
RASIO LEVERAGE KEUANGAN TERTIMBANG
DAN
INTENSITAS MODAL TERTIMBANG SERTA
PANGSA PASAR TERHADAP “ROA” DAN
“ROE”
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO-
PUBLIC
DI INDONESIA
A.
Latar
Belakang
Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan
sektor industri jasa dan perdagangan, perkembangan industri yang pesat membawa
implikasi pada persaingan antar perusahaan dalam industri. Perusahaan dituntut
untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam
masa krisis maupun persaingan yang semakin ketat.
Salah satu indikator penting dalam persaingan industri
adalah daya tarik bisnis (business attractiveness). Dalam matriks
portofolio Boston Consulting Group (BCG), daya tarik bisnis tercermin
dari sumbu (axis) vertikal. Indikator daya tarik bisnis tersebut dapat
diukur dari profitabilitas industri (seperti ROA dan ROE industri). Semakin
tinggi rasio ini akan menarik pendatang baru untuk masuk dalam industri. Dari
sudut pandang teori ekonomi mikro, bahwa dalam situasi kondisi persaingan, rate
of return akan cenderung mengarah pada keseimbangan (equality).
Jadi daya tarik bisnis yang semakin tinggi akan mendorong pendatang baru untuk
masuk dalam industri sehingga laba abnormal tersebut lambat laun akan kembali
menurun menuju laba normal. Demikian juga sebaliknya bila profitabilitas
industri cenderung turun, akan menyebabkan tidak menarik bagi pendatang baru,
atau bahkan ditinggalkan oleh sebagian perusahaan, sehingga laba yang rendah
lambat laun meningkat kembali menuju laba normal. Laba normal yang dimaksudkan
di sini adalah laba yang mencerminkan keseimbangan rate of return.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengaruh
Rasio ROA industri terhadap ROA perusahaan
2. Bagaimana Pengaruh
Rasio ROE industri terhadap ROE perusahaan
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh yang di hasilkan Rasio ROA dan ROE terhadap
perusahaan.
D.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh
dari perusahaan manufaktur yang go-public di Indonesia, Bursa Efek
Jakarta (BEJ), Indonesian capital market directory, dan Badan
Pusat Statistik. Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan
yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan secara berturut-turut dari
periode 1994 hingga 1997.
Model Analisis
Model analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Model analisis untuk
permasalahan pertama dirumuskan sebagai berikut :
Y1pt =
b 0
+ b 1X1it
+ b 2X2it
+ b 3X3it
+ b 4X4it
+ U
Model analisis untuk permasalahan kedua dirumuskan
sebagai berikut:
Y2pt = a0 + a1X1it + a2X2it + a3X3it + a4X4it + U
E. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Perkembangan jumlah perusahaan
manufaktur yang go-public di Indonesia dapat diringkas dalam Tabel
Perkembangan
Perusahaan Manufaktur yang Go-Public di Indonesia
No
|
Jenis Industri
|
1994
|
1995
|
1996
|
1997
|
||||
Jmlh
|
Perk
|
Jmlh
|
Perk
|
Jmlh
|
Perk
|
Jmlh
|
Perk
|
||
1
|
Food and Beverage
|
9
|
-
|
15
|
0.556
|
15
|
0,000
|
21
|
0.400
|
2
|
Textile
|
10
|
-
|
10
|
0,000
|
10
|
0,000
|
9
|
(0.100)
|
3
|
Apparel and Other textile
|
11
|
-
|
14
|
0.273
|
14
|
0,000
|
15
|
0.071
|
4
|
Plastic & Glass Product
|
6
|
-
|
9
|
0.500
|
10
|
0.111
|
10
|
0,000
|
5
|
Metal Product
|
8
|
-
|
10
|
0.250
|
10
|
0,000
|
10
|
0,000
|
6
|
Cable
|
6
|
-
|
6
|
0,000
|
6
|
0,000
|
6
|
0,000
|
7
|
Electronic & Office Equip.
|
6
|
-
|
7
|
0.167
|
6
|
(0.143)
|
5
|
(0.167)
|
8
|
Automotive & Allied Prod.
|
7
|
-
|
8
|
0.143
|
10
|
0.250
|
14
|
0.400
|
9
|
Pharmaceutical
|
6
|
-
|
8
|
0.333
|
8
|
0,00021
|
8
|
0,000
|
Total
|
69
|
-
|
87
|
24.64%
|
89
|
2.30%9
|
98
|
10.11%
|
Secara Keseluruhan, perkembangan jumlah perusahaan yang
termasuk dalam industri manufaktur menunjukkan pergerakan positif selama
periode penelitian. Perkembangan paling tinggi terjadi pada tahun 1995 yang
mencapai 24,64%, diikuti dengan perkembangan tahun 1997 dan paling rendah
adalah tahun 1996 yang hanya mencapai 2,30%. Pada periode 1995 hanya perusahaan
yang termasuk industri tekstil saja yang mengalami pertumbuhan nol, sedangkan industri
yang lain menunjukkan pertumbuhan positif. Pada tahun 1996 sebagian besar
jumlah perusahaan dalam masing-masing industri mengalami stagnasi, bahkan
perusahaan dalam industri elektronik mengalami penurunan. Pada tahun 1997,
perkembangan perusahaan pada beberapa industri manufaktur mengalami stagnasi,
yaitu terjadi pada industri makanan dan minuman, plastik, baja, kabel, dan
farmasi. Jumlah perusahaan pada industri tekstil dan elektronik justru
mengalami penurunan, sebaliknya, perusahaan pada industri makanan dan minuman,
produk tekstil lain, dan industri otomotif mengalami peningkatan.
Pengaruh Rasio ROA industri terhadap
ROA perusahaan
Berdasarkan
Tabel 3 disajikan ringkasan hasil regresi setelah dilakukan penanggulangan
terhadap gejala penyimpangan asumsi klasik heteroskedastis.
Analisis Regresi Logarithma Natural Return
on Assets Setelah Penanggulangan Gejala Heteroskedastisitas Keterangan Beta Se Beta T Probabilitas Sig. R-parsial
R-parsial kuadrat
Keterangan
|
Beta
|
Se Beta
|
T
|
Probabilitas Sig.
|
R-Parsial
|
R-Parsial kuadrat
|
Konstan
|
0,389
|
0,313
|
1,242
|
0,242
|
|
|
Ln.ROA.I
|
1,179
|
0,169
|
6,982
|
0.000
|
0,490
|
0.240
|
Ln.RL.T
|
-0,122
|
0,036
|
-3,407
|
0,001
|
-0,265
|
0.070
|
Ln.RIM.T
|
-0,321
|
0,059
|
-5,473
|
0,000
|
-0,404
|
0.163
|
Ln.PP
|
0,064
|
0,066
|
0,962
|
0,337
|
0,077
|
0.006
|
R2
= 0,357 (F = 21,414, prob sig =
0,000)
Keterangan:
* signifikan pada tingkat a =
0,05
Rasio ROA industri terbukti berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA perusahaan. Hasil tersebut konsisten dengan hasil
penelitian (Beard dan Dess 1979). Pengaruh ROA industri secara positif dan
signifikan terhadap ROA perusahaan menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan
memiliki pola yang searah dengan profitabilitas industri.
Nilai t hitung variabel ROA industri sebesar 6,982, Nilai
t tabel sebesar –1,960. Dengan demikian variabel ROA industri memiliki t hitung
> t tabel, berarti variabel ROA industri berpengaruh signifikan terhadap ROA
perusahaan. Seperti dalam studi (Beard dan Dess 1979), analisis ini masih
berada pada tahap preliminary, dibutuhkan penelitian lebih lanjut guna
mengembangkan model analisis seperti halnya dalam capital assets pricing
model (CAPM).
Pengaruh
Pangsa Pasar terhadap ROA perusahaan
Pengaruh pangsa pasar terhadap ROA perusahaan positif dan
tidak signifikan, sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara tepat. Nilai t
hitung variabel pangsa pasar memiliki nilai t hitung £ t tabel ( t hitung 0,962 £ t tabel 1,960). Berdasarkan hasil
tersebut variabel pangsa pasar terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap
ROA perusahaan .
Pengaruh positif pangsa pasar terhadap ROA perusahaan
konsisten dengan teori, bahwa penjualan yang semakin tinggi, perusahaan menjadi
lebih efisien (economies of scale).
Pengaruh
ROE Industri terhadap ROE Perusahaan
Perhitungan
analisis regresi ROE perusahaan dapat dilihat pada Tabel. Berdasarkan
hasil tersebut tampak bahwa koefisien regresi ROE industri dan pangsa pasar bertanda
positif, masing-masing sebesar 1,049 dan 1,081, ini berarti keduavariabel
mempunyai pengaruh positif terhadap ROE perusahaan. Koefisien regresi rasio leverage
tertimbang dan rasio intensitas modal tertimbang bertanda negatif,
yaitumasing-masing sebesar –0,495 dan –0,11, ini berarti kedua variabel
memiliki pengaruh negatif terhadap ROE perusahaan.
Analisis Regresi Return on Equity
Perusahaan
Keterangan
|
Beta
|
Se Beta
|
T
|
Probabilitas Sig.
|
R-Parsial
|
R-Parsial kuadrat
|
Konstan
|
0,490
|
0,128
|
3,829
|
0,000
|
|
|
Ln.ROA.I
|
1,049
|
0,330
|
3,176
|
0,002
|
0,248
|
0.062
|
Ln.RL.T
|
-0,495
|
0,018
|
-27,407
|
0,000
|
-0,910
|
0.828
|
Ln.RIM.T
|
-0,110
|
0,086
|
-1,275
|
0,204
|
-0,102
|
0.010
|
Ln.PP
|
1,081
|
0,444
|
2,436
|
0,016
|
0,193
|
0.037
|
Konstan 0,490 0,128 3,829 0,000 - -
Keterangan: * signifikan pada tingkat a = 0,05
ROE
industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE perusahaan. Nilai
thitung variabel ROE industri sebesar 3,176, sedangkan t tabel 1,960. Dengan
demikian variabel yaitu ROE industri, memiliki t hitung > t tabel.Pengaruh
positif menunjukkan bahwa profitabilitas industri memiliki pola yang searah
dengan profitabilitas perusahaan. Hasil ini konsisten dengan studi (Beard dan Dess
1979) yang membuktikan pula bahwa ROE industri berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA perusahaan.Sama halnya dengan pendekatan profitabilitas dengan
proksi ROA, hasil menunjukkan bahwa dalam penentuan portofolio, konsep ini
dapat dipertimbangkan untuk mengukur risiko sistematis perusahaan. Seperti
dalam studi (Beard dan Dess 1979), analisis ini masih berada pada tahap preliminary,
dibutuhkan penelitian lebih lanjut guna mengembangkan model analisis seperti
halnya dalam capital assets pricing model (CAPM).
Pengaruh Pangsa Pasar terhadap ROE perusahaan
Variabel
pangsa pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE perusahaan. Nilai
t hitung variabel pangsa pasar sebesar 2,436, sedangkan t tabel 1,960. Dengan demikian
variabel pangsa pasar memiliki t hitung > t tabel.
F. Kesimpulan
1. Variabel ROA industri berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ROA perusahaan, variabel rasio leverage
keuangan tertimbang, rasio intensitas modal tertimbang berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA perusahaan, sedangkan variabel lain berpengaruh tidak
signifikan terhadap ROA perusahaan.
2. Variabel ROE industri, pangsa pasar
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROE perusahaan, rasio leverage keuangan tertimbang berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap ROE perusahaan, sedangkan variabel lain berpengaruh
tidak signifikan terhadap ROE perusahaan.
3. Pengaruh positif pada pangsa pasar mengindikasikan bahwa
terdapat pertumbuhan industri yang relatif tinggi, selama periode penelitian
hanya 1 periode yang memiliki tingkat pertumbuhan dibawah 10 % yaitu pada tahun
1996. Tingkat pertumbuhan perusahaan juga membawa konsekuensi terhadap peningkatan
aktiva dan atau ekuitas tetapi juga harus diimbangi dengan peningkatan
penjualan. .
Hasil penelitian tersebut membawa
implikasi:
1. Profitabilitas industri terbukti
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa manajer harus mempertimbangkan kondisi industri secara
keseluruhan sebagai benchmarking, dan untuk analisis strategi portofolio
perusahaan.
2. Hasil analisis profitabilitas
industri sebagai preliminary analysis portofolio dapat dikembangkan untuk
setiap perusahaan untuk mendapatkan beta sebagai ukuran risiko sistematis bila
data memungkinkan. Analisis ini dapat menjadi alternatif CAPM khususnya bagi
perusahaan yang tidak go-public untuk mengukur risiko sistematis yang
tercermin dari beta.
3. Pangsa pasar berpengaruh negatif terhadap profitabilitas,
efek peningkatan pangsa pasar lebih terkait dengan profitabilitas masa yang
akan datang dan bersifat jangka panjang. Manajer yang menginginkan peningkatan
profitabilitas saat ini perlu mengurangi biaya ekspansi, sebaliknya perusahaan
yang menginginkan profitabilitas jangka panjang harus menerima konsekuensi
tidak menerima profitabilitas yang tinggi pada masa sekarang.
Referensi :
Cyrillius Martono, Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.
4, No. 2, Nopember 2002: 126 – 140
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar