Sabtu, 15 Maret 2014

Tugas 1 ( Analisis Laporan Keuangan )


ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS INDUSTRI,
RASIO LEVERAGE KEUANGAN TERTIMBANG DAN
INTENSITAS MODAL TERTIMBANG SERTA
PANGSA PASAR TERHADAP “ROA” DAN “ROE”
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO- PUBLIC
DI INDONESIA


A.     Latar Belakang

Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan, perkembangan industri yang pesat membawa implikasi pada persaingan antar perusahaan dalam industri. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam masa krisis maupun persaingan yang semakin ketat.

Salah satu indikator penting dalam persaingan industri adalah daya tarik bisnis (business attractiveness). Dalam matriks portofolio Boston Consulting Group (BCG), daya tarik bisnis tercermin dari sumbu (axis) vertikal. Indikator daya tarik bisnis tersebut dapat diukur dari profitabilitas industri (seperti ROA dan ROE industri). Semakin tinggi rasio ini akan menarik pendatang baru untuk masuk dalam industri. Dari sudut pandang teori ekonomi mikro, bahwa dalam situasi kondisi persaingan, rate of return akan cenderung mengarah pada keseimbangan (equality). Jadi daya tarik bisnis yang semakin tinggi akan mendorong pendatang baru untuk masuk dalam industri sehingga laba abnormal tersebut lambat laun akan kembali menurun menuju laba normal. Demikian juga sebaliknya bila profitabilitas industri cenderung turun, akan menyebabkan tidak menarik bagi pendatang baru, atau bahkan ditinggalkan oleh sebagian perusahaan, sehingga laba yang rendah lambat laun meningkat kembali menuju laba normal. Laba normal yang dimaksudkan di sini adalah laba yang mencerminkan keseimbangan rate of return.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Pengaruh Rasio ROA industri terhadap ROA perusahaan
2.      Bagaimana Pengaruh Rasio ROE industri terhadap ROE perusahaan


C.     Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang di hasilkan Rasio ROA dan ROE terhadap perusahaan.

D.    Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan manufaktur yang go-public di Indonesia, Bursa Efek Jakarta (BEJ), Indonesian capital market directory, dan Badan Pusat Statistik. Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan secara berturut-turut dari periode 1994 hingga 1997.


Model Analisis
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Model analisis untuk permasalahan pertama dirumuskan sebagai berikut :

Y1pt = b 0 + b 1X1it + b 2X2it + b 3X3it + b 4X4it + U

Model analisis untuk permasalahan kedua dirumuskan sebagai berikut:

                        Y2pt = a0 + a1X1it + a2X2it + a3X3it + a4X4it + U

E.     Hasil Penelitian dan Pembahasan
Perkembangan jumlah perusahaan manufaktur yang go-public di Indonesia dapat diringkas dalam Tabel

Perkembangan Perusahaan Manufaktur yang Go-Public di Indonesia

No
Jenis Industri
1994
1995
1996
1997


Jmlh
Perk
Jmlh
Perk
Jmlh
Perk
Jmlh
Perk
 1
Food and Beverage
9
-
15
0.556
15
0,000
21
0.400
 2
Textile
10
-
10
0,000
10
0,000
9
(0.100)
 3
Apparel and Other textile
11
-
14
0.273
14
0,000
15
0.071
 4
Plastic & Glass Product
6
-
9
0.500
10
0.111
10
0,000
 5
 Metal Product
8
-
10
0.250
10
0,000
10
0,000
 6
 Cable
6
-
6
0,000
6
0,000
6
0,000
 7
Electronic & Office Equip.
6
-
7
0.167
6
(0.143)
5
(0.167)
 8
Automotive & Allied Prod.
7
-
8
0.143
10
0.250
14
0.400
 9
Pharmaceutical
6
-
8
0.333
8
0,00021
8
0,000

Total
69
-
87
24.64%
89
2.30%9
98
10.11%

Secara Keseluruhan, perkembangan jumlah perusahaan yang termasuk dalam industri manufaktur menunjukkan pergerakan positif selama periode penelitian. Perkembangan paling tinggi terjadi pada tahun 1995 yang mencapai 24,64%, diikuti dengan perkembangan tahun 1997 dan paling rendah adalah tahun 1996 yang hanya mencapai 2,30%. Pada periode 1995 hanya perusahaan yang termasuk industri tekstil saja yang mengalami pertumbuhan nol, sedangkan industri yang lain menunjukkan pertumbuhan positif. Pada tahun 1996 sebagian besar jumlah perusahaan dalam masing-masing industri mengalami stagnasi, bahkan perusahaan dalam industri elektronik mengalami penurunan. Pada tahun 1997, perkembangan perusahaan pada beberapa industri manufaktur mengalami stagnasi, yaitu terjadi pada industri makanan dan minuman, plastik, baja, kabel, dan farmasi. Jumlah perusahaan pada industri tekstil dan elektronik justru mengalami penurunan, sebaliknya, perusahaan pada industri makanan dan minuman, produk tekstil lain, dan industri otomotif mengalami peningkatan.

Pengaruh Rasio ROA industri terhadap ROA perusahaan

Berdasarkan Tabel 3 disajikan ringkasan hasil regresi setelah dilakukan penanggulangan terhadap gejala penyimpangan asumsi klasik heteroskedastis.

Analisis Regresi Logarithma Natural Return on Assets Setelah Penanggulangan Gejala Heteroskedastisitas Keterangan Beta Se Beta T Probabilitas Sig. R-parsial R-parsial kuadrat


Keterangan
Beta
Se Beta
T
Probabilitas Sig.
R-Parsial
R-Parsial kuadrat
Konstan

0,389
0,313
1,242
0,242


Ln.ROA.I

1,179
0,169
6,982
0.000
0,490
0.240
Ln.RL.T

-0,122

0,036
-3,407
0,001
-0,265
0.070
Ln.RIM.T

-0,321

0,059
-5,473
0,000
-0,404
0.163
Ln.PP

0,064
0,066
0,962
0,337
0,077
0.006

R2 = 0,357 (F = 21,414, prob sig = 0,000)
Keterangan: * signifikan pada tingkat a = 0,05

Rasio ROA industri terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA perusahaan. Hasil tersebut konsisten dengan hasil penelitian (Beard dan Dess 1979). Pengaruh ROA industri secara positif dan signifikan terhadap ROA perusahaan menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan memiliki pola yang searah dengan profitabilitas industri.
Nilai t hitung variabel ROA industri sebesar 6,982, Nilai t tabel sebesar –1,960. Dengan demikian variabel ROA industri memiliki t hitung > t tabel, berarti variabel ROA industri berpengaruh signifikan terhadap ROA perusahaan. Seperti dalam studi (Beard dan Dess 1979), analisis ini masih berada pada tahap preliminary, dibutuhkan penelitian lebih lanjut guna mengembangkan model analisis seperti halnya dalam capital assets pricing model (CAPM).

            Pengaruh Pangsa Pasar terhadap ROA perusahaan

Pengaruh pangsa pasar terhadap ROA perusahaan positif dan tidak signifikan, sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara tepat. Nilai t hitung variabel pangsa pasar memiliki nilai t hitung £ t tabel ( t hitung 0,962 £ t tabel 1,960). Berdasarkan hasil tersebut variabel pangsa pasar terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA perusahaan .
Pengaruh positif pangsa pasar terhadap ROA perusahaan konsisten dengan teori, bahwa penjualan yang semakin tinggi, perusahaan menjadi lebih efisien (economies of scale).


            Pengaruh ROE Industri terhadap ROE Perusahaan

Perhitungan analisis regresi ROE perusahaan dapat dilihat pada Tabel. Berdasarkan hasil tersebut tampak bahwa koefisien regresi ROE industri dan pangsa pasar bertanda positif, masing-masing sebesar 1,049 dan 1,081, ini berarti keduavariabel mempunyai pengaruh positif terhadap ROE perusahaan. Koefisien regresi rasio leverage tertimbang dan rasio intensitas modal tertimbang bertanda negatif, yaitumasing-masing sebesar –0,495 dan –0,11, ini berarti kedua variabel memiliki pengaruh negatif terhadap ROE perusahaan.

Analisis Regresi Return on Equity Perusahaan

Keterangan
Beta
Se Beta
T
Probabilitas Sig.
R-Parsial
R-Parsial kuadrat
Konstan

0,490
0,128
3,829
0,000


Ln.ROA.I

1,049

0,330
3,176
0,002
0,248
0.062
Ln.RL.T

-0,495

0,018
-27,407
0,000
-0,910
0.828
Ln.RIM.T
-0,110


0,086
-1,275
0,204
-0,102
0.010
Ln.PP

1,081

0,444
2,436
0,016
0,193
0.037

Konstan 0,490 0,128 3,829 0,000 - -
Keterangan: * signifikan pada tingkat a = 0,05

ROE industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE perusahaan. Nilai thitung variabel ROE industri sebesar 3,176, sedangkan t tabel 1,960. Dengan demikian variabel yaitu ROE industri, memiliki t hitung > t tabel.Pengaruh positif menunjukkan bahwa profitabilitas industri memiliki pola yang searah dengan profitabilitas perusahaan. Hasil ini konsisten dengan studi (Beard dan Dess 1979) yang membuktikan pula bahwa ROE industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA perusahaan.Sama halnya dengan pendekatan profitabilitas dengan proksi ROA, hasil menunjukkan bahwa dalam penentuan portofolio, konsep ini dapat dipertimbangkan untuk mengukur risiko sistematis perusahaan. Seperti dalam studi (Beard dan Dess 1979), analisis ini masih berada pada tahap preliminary, dibutuhkan penelitian lebih lanjut guna mengembangkan model analisis seperti halnya dalam capital assets pricing model (CAPM).

Pengaruh Pangsa Pasar terhadap ROE perusahaan

Variabel pangsa pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE perusahaan. Nilai t hitung variabel pangsa pasar sebesar 2,436, sedangkan t tabel 1,960. Dengan demikian variabel pangsa pasar memiliki t hitung > t tabel.

F.     Kesimpulan

1.      Variabel ROA industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA perusahaan, variabel rasio leverage keuangan tertimbang, rasio intensitas modal tertimbang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA perusahaan, sedangkan variabel lain berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA perusahaan.
2.       Variabel ROE industri, pangsa pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap  ROE perusahaan, rasio leverage keuangan tertimbang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE perusahaan, sedangkan variabel lain berpengaruh tidak signifikan terhadap ROE perusahaan.
3.      Pengaruh positif pada pangsa pasar mengindikasikan bahwa terdapat pertumbuhan industri yang relatif tinggi, selama periode penelitian hanya 1 periode yang memiliki tingkat pertumbuhan dibawah 10 % yaitu pada tahun 1996. Tingkat pertumbuhan perusahaan juga membawa konsekuensi terhadap peningkatan aktiva dan atau ekuitas tetapi juga harus diimbangi dengan peningkatan penjualan. .

Hasil penelitian tersebut membawa implikasi:

1.      Profitabilitas industri terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa manajer harus mempertimbangkan kondisi industri secara keseluruhan sebagai benchmarking, dan untuk analisis strategi portofolio perusahaan.
2.      Hasil analisis profitabilitas industri sebagai preliminary analysis portofolio dapat dikembangkan untuk setiap perusahaan untuk mendapatkan beta sebagai ukuran risiko sistematis bila data memungkinkan. Analisis ini dapat menjadi alternatif CAPM khususnya bagi perusahaan yang tidak go-public untuk mengukur risiko sistematis yang tercermin dari beta.
3.      Pangsa pasar berpengaruh negatif terhadap profitabilitas, efek peningkatan pangsa pasar lebih terkait dengan profitabilitas masa yang akan datang dan bersifat jangka panjang. Manajer yang menginginkan peningkatan profitabilitas saat ini perlu mengurangi biaya ekspansi, sebaliknya perusahaan yang menginginkan profitabilitas jangka panjang harus menerima konsekuensi tidak menerima profitabilitas yang tinggi pada masa sekarang.

Referensi   :
Cyrillius Martono, Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No. 2, Nopember 2002: 126 – 140

Sumber      :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar